Sabtu, 07 Januari 2012

Teori Belajar Tingkah Laku

Teori Thorndike

Edward L Thorndike (1874-1949) mengemukakan hukum belajar yang dikenal law of effect. Belajar akan lebih berhasil bila respon siswa
 
terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan. Rasa senang atau kepuasan timbul sebagai akibat anak mendapat pujian atau ganjaran. Teori ini juga disebut koneksonisme, bahwa belajar merupakan proses pembentukan hubungan stimulus dan respon. Terdapat dalil atau hokum kesiapan, latihan, dan akibat.

Teori Skinner
Burhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ganjaran atau penguatan menipunyai peranan yang amat penting dalam proses belajar. Terdapat perbedaan antara ganjaran dan penguatan. Ganjaran merupakan respon yang sifatnya menggembirakan dan merupakan tingkah laku yang sifatnya subjektif, sedangkan penguatan merupakan sesuatu yang mengakibatkan meningkatnya kemungkinan suatu respon dan lebih mengarah kepada hal-hal. yang sifatnya dapat diamati dan diukur. Dalarn teorinya Skinner menyatakan bahwa penguatan terdiri atas penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan dapat dianggap sebagai stimulus positif, jika penguatan tersebut seiring dengan meningkatnya perilaku anak dalam melakukan pengulangan perilakunya itu. Dalam hal ini penguatan yang diberikan pada anak memperkuat tindakan anak, sehingga anak semakin sering melakukannya.
Teori Asaubel
Teori ini terkenal dengan belajar bermaknanya dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai. Ia membedakan antara belajar menemukan dengan belajar menerima. Pada belajar menerima siswa hanya menerima, jadi tinggal menghafalkannya, tetapi pada belajar menemukan konsep ditemukan oleh siswa, jadi tidak menerima pelajaran begitu saja. Selain itu untuk dapat membedakan antara belajar menghafal dengan belajar bermakna. Pada belajar menghafal, siswa menghafal materi yang sudah diperolehnya, tetapi pada belajar bermakna materi yang telah dipero!eh itu dikembangkan dengan keadaan lain sehingga belajarnya lebih dimengerti.
Teori Gagne
Menurut Gagne, dalam belajar matematika ada dua objek yang dapat diperoieh siswa, yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek tak Iangsung antara lain kemampuan rnenyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika, dan tahu bagaimana semestinya belajar. Sedangkan objek langsung berupa fakta, keterampilan, konsep, dan aturan.
Menurut Gagne, belajar dapat dikelompokkan menjadi 8 tipe belajar, yaitu belajar isyarat, stimulus espon, rangkaian gerak, rangkaian verbal, membedakan, pembntukan konsep, pembentukan aturan, dan pemecahan masalah. Kedelapan tipe belajar itu terurut menurut taraf kesukarannya dari belajar isyarat sampai ke belajar pemecahan masalah,
Teori Pavlov
Pavlov terkenal dengan teori beIajar klasik, Ia melakukan percobaan terhadap seekor anjing. Anjing itu dikurung, dalam suatu kandang dengan waktu tertentu dan diberi makan. Selanjutnya setiap akan diberi makan Pavlov membunyikan bel. Ia memperhatikan bahwa setiap dibunyikan bel pada jangka waktu tertentu anjing itu mengeluarkan air liur-nya, meskipun tidak diberi makanan.
Pavlov mengemukakan konsep pembiasaan (conditioning). Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, agar siswa helajar dengan baik maka harus dibiasakan. Misalnya, agar siswa nengerjakan soal Pekerjaan Rumah dengan baik, biasakanlah dengan memeriksanya, menjelaskannya, atau memberi nilai terhadap hasil pekerjaannya.
Teori Baruda
Baruda mengemukakan bahwa siswa belajar itu melalui meniru. Pengertian meniru di sini bukan berarti menyontek, tetapi meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang lain, terutama guru. Jika tulisan guru baik, guru berbicara sopan santun dengan menggunakan hahasa yang baik dan benar, tingkah laku yang terpuji, menerangkan dengan jelas dan sistematik, maka siswa akan menirunya. Jika contoh-contoh yang dilihatnya kurang baik ia pun menirunya. Dengan demikian guru harus menjadi manusia model yang profesional.

0 komentar:

Posting Komentar